Kamis, 05 April 2012

Gus Dur




Thursday, March 25, 2010
Gus Dur
Add caption
Makassar - KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang sudah meninggal dunia. Namun kharisma mantan Presiden RI ini masih melekat di hati nahdliyin. Bahkan, secara khusus, warga NU yang tergabung dalam Forum Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (FIMNU) mengusulkan agar almarhum Gus Dur mendapat apresiasi khusus di muktamar ke-32.

Apresiasi yang dimaksud, yakni dalam bentuk pemberian penghargaan sebagai tokoh NU PAR Excellence karena jasanya membangun NU sebagai gerbong masyarakat sipil dan mendorong tegaknya nilai-nilai kebangsaan.

"Kami akan mengusulkan kepada PBNU agar gelar tersebut direspons positif dan direalisasikan dalam muktamar ke-32 NU di Makassar ini. Kami menilai Gus Dur mereka berjasa paling besar dalam mengembangkan Islam yang rahmatan lil alamin dan membangun demokrasi dalam realita kebhinnekaan," kata pengurus FIMNU, KH Maman Imanulhaq Faqieh di media centre, Rabu, 24 Maret.

FIMNU juga mengkritik seremoni pembukaan muktamar di CCC yang tidak memberikan apresiasi secara resmi terhadap peran dan jasa Gus Dur. "Kami sangat menyayangkan jajaran pengurus NU yang tidak memberikan penghargaan terhormat padahal jasa almarhum bagi NU sangat besar.

Terutama dalam membangun kultur demokrasi dan menjadikan NU sebagai gerbong gerakan Islam Rahmatan Lil Alamin di tanah air. Gus Dur adalah tokoh yang banyak memberi inspirasi bagi warga NU agar berperan dalam membangun spirit kebangsaan dan kemanusiaan, meskipun tanpa harus kehilangan basis tradisi keagamaan khas NU," katanya bersama pengurus lainnya, Zuhari Misrawi.

Ia lantas menjelaskan salah satu jasa Gus Dur yaitu mampu mempertemukan dua arus tradisi, yakni tradisi masa lalu dan tradisi masa kini.

"Gus Dur adalah sosok yang mampu mengejawantahkan diktum tersebut dalam tubuh NU, sehingga bisa berperan penting dalam konteks nasional dan internasional. Karena diktum itulah NU tidak terjerumus dalam paham-paham ekstrem dan konsisten pada posisinya sebagai pengawal kebhinnekaan di republik ini," kata Zuhairi.

Ia pun berharap pemimpin NU yang akan datang harus mampu melanjutkan kepemimpinan Gus Dur. Sebab kepemimpinan NU dari tahun 2008-2010 terbukti gagal memadukan dua tradisi tersebut.

"Alih-alih ingin memadukan kedua tradisi, tetapi malah terjebak dalam politik praktis di satu sisi dan tak mampu menjawab kepungan kalangan ekstremis. Perihal dirampasnya kantong-kantong NU oleh kelompok ekstrem membuktikan bahwa kepemimpinan NU dalam sepuluh tahun terakhir dinilai banyak pihak gagal," tegasnya.

Bagi FIMNU, jasa Gus Dur semasa hidup tidak hanya diakui umat Islam tapi juga agama-agama dan aliran kepercayaan. Di arena  muktamar  sendiri, pernak-pernik Gus Dur banyak dijual. Termasuk kaus, cincin, serta buku Gus Dur. Pernak pernik Gus Dur dijual di stand pameran di Asrama Haji Sudiang.(sumber:fajarnews) mil.



Tidak ada komentar: